Galery

Jumat, 09 Maret 2018

Obrolan "wanita"

Parenting mam.. 😅
Saya sampai pada masa saat anak pertama  kami yang kelas IV SD  sambil malu-malu mengajukan pertanyaan ini, mami.."M" itu gimana sih? Soalnya temanku ada yang sudah M
Sempat kaget sihh awalnya.. Kemudian otak saya mulai merangkai kalimat yang pas bagi anak seusia anak saya.
Saya tidak menganggap tabu pertanyaan itu dan saya juga berencana jujur menjelaskan.

Dan lucunya adeknya yg masih TK ikut serius sok sok mendengarkan..dan terjadilah "percakapan wanita"
Hihi agak geli juga sih dalam hati tapi saya memang harus melalui percakapan-percakapan seperti ini sebagai ibu.

Ya saya jelaskan apa adanya, kalau setiap wanita akan mengalami masa haid/datang bulan/menstruasi. Darah keluar dari vagina. Dan saya jelaskan kenapa..artinya apa.. (wes pokoknya seperti guru biologi)   dan pesan saya jangan kaget atau takut jika suatu saat dia mengalaminya.. Yang penting kalau saat itu tiba, dia harus bilang jujur sama saya.

Tambah geli saat mendengar pertanyaan si keci, "mami kalau menikah itu anak-anak ada dimana? "
Jiahahaha 😅😅😅 saya berusaha memahami,  "maksud adek? "
"pas papi sama mami nikah aku dimana? "
Trus dia bilang lagi,  kalau besok dia mau menikah.

Aduhhh anak anakkuuuu jangan terlalu cepat tumbuhhh 😅🙈

Mengatasi badai dalam pernikahan

Semu orang pasti menginginkan hal manis terjadi dalam hidupnya.. Demikian juga dengan sebuah pernikahan.
Saya akan mengutip salah satu puisi pernikahan yang lagi viral di sosmed beberapa waktu yang lalu. .
Ini cuplikan puisi yg saya capture dari IG nya artis yang habis menikah kemarin dan bikin baper. .
Saya suka puisinya..
Iya sejatinya pernikahan adalah proses perjuangan tanpa lelah dalam mencapai kebahagiaan bersama.. Harus ada kesetiaan,  rasa saling percaya,  kejujuran,  pengorbanan.. Ada marah-marah dikit sebagai bumbu tapi jangan sampai menyakiti.. Ada beda pendapat disampaikan dengan baik. Tidak memendam masalah tapi diselesaikan.

Hmm. .Idealnya memang seperti itu ya? 😊
Namun pernah tidak anda (yang sudah memenikah)  merasakan saat mengalamai pertengkaran/perdebatan dengan suami/istri. Saat ego kita terusik rasanya juengkellll banget kayak mau pisah aja.. Haha mungkin semua yang menikah pernah mengalami ya..sayapun demikian..
Namun 18 tahun masa kami bersama (saya berpacaran dengannya th 2000) termasuk 11 tahun kami akan memasuki usia pernikahan,  kami pun mengalami "jatuh bangun" membina hubungan dan tak terelakkan riak-riak kecil, angin kebosanan menciptakan badai kecil, namun hal-hal seperti itu tak jua bisa memisahkan kami. Karena walau telah menikah, masing-masing dari kami memberikan keleluasaan dan kepercayaan saat menikmati "me time". Cara itu sangat jitu.

Kemarin saya memeluk suami saya dan berkata(dalam bahasa jawa) .. Kurang lebih seperti ini: Pap,  maaf ya kalau aku terlalu cerewet, tiap pagi selalu ributnya emak-emak" mempersiapkan pagi, atau suka kesal karena sesuatu hal yang tidak sesuai keinginanku sebagai ibu atau istri. tapi kalau dengar aku ngomel atau marah tahan aja dulu sampai aku ngeluarin uneg"..peluk aku kalau aku marah biarkan marahku reda dulu. (saya memang orangnya frontal dan meledak-ledak 😝 ) jangan ikutan marah...karena aku tidak mau jika suatu saat aku bilang aku sudah lelah dan menyerah. Itu artinya aku memendam..dan aku tidak mau seperti itu..kasian MiMo..aku juga tidak mau sakit karena pikiran

Dan suami saya  cuma tersenyum kecil seperti yang biasa dia lakukan kalau mendengar saya bicara 😅 tapi saya tau bahwa kami punya kerentek bersama untuk masa depan pernikahan kami.
Kalau saya pribadi,  kekerasan dan perselingkuhan adalah hal yang paling merusak pernikahan.. Lebih baik berpisah karena otomatis kita tidak mendapat kebahagian dari sebuah penghianatan.

Saya tidak juga mengecam keluarga" yang tidak lagi utuh.. Wong saya ini juga lahir dari istri kedua papa saya.  Yang sebelumnya pernah bercerai.
Tapi kalau hal yang diributkan dalam sebuah keluarga bukanlah hal yang prinsip kenapa harus berpisah? Dimana perjuangannya?

Saya mengajak para keluarga muda diluar sana yang juga sedang berjuang dengan kehidupan pernikahan yang lebih baik, lihat anak-anak kita atau ingat janji pernikahan kita selalu karena itu tidak main-main tapi janji dihadapan Tuhan.
Saya sedang belajar terus belajar memperbaharui diri..
Kami berdua terus belajar saling mengenal satu sama lain sepanjang kebersamaan kami.. Karena nyatanya banyak hal yang belum kita pahami tentang pasangan kita.
Perlu terus dibangun romansa seperti saat dulu saling mengenal saat dulu saling jatuh cinta..

Saatnya terus tumbuh dalam cinta bersama-sama.
Salam XOXO