Tanggal 27-28 januari 2018 ini, Persekutuan Keluarga Muda (PKM Murakabi) mengadakan retret yang bertemakan: "keluarga yang mencintai lingkungan" (baik lingkungan alam dan terutama lingkungan sosial)
Tema ini diangkat sebagai keprihatinan bersama karena kepekaan kita sebagai manusia akir akir ini semakin tergerus oleh banyak hal.
Hari pertama Pdt. DR. Budyanto, M. TH memberikan materi tentang keluarga dan lingkungan sosial. Hal menarik yang disampaikan oleh pak Pdt. Budy bahwa sekarang ini kita manusia yang humanis telah kehilangan nilai atau sisi manusianya.. Terbukti dengan kasus kasus yang memprihatinkan seperti orang dibakar, kasus demo dengan ujaran kebencian, kekerasan, penjarahan dan tindak brutal lainnya.. Atau sekarang ini anak anak kita sudah tidak merasa aman berada dilingkungan sosial karena maraknya "predator" yang mengincar anak-anak kita.
Nilai kemanusiaan dan kepekaan sosial kita telah berubah bahkan dilingkungan kita sekarang.. Banyak yang bersikap cuek contoh sederhana kita menghindari pertemuan" sosial kita..perkumpulan RT, menjenguk yang sakit atau bahkan melayat.
Kita mudah panas dengan berita-berita hoax yang memecah belah..kita mudah terpancing dengan isu agama.
Point penting yang saya garis bawahi dengan materi yang disampaikan bahwa.. Sekarang ini orang berbuat baik karena balas jasa ataupun mengharap diperlakukan hal yang sama.. Jika ingin berbuat baik yaa berbuat baik saja dengan tulus tanpa meminta imbalan apapun tanpa mengharap apapun. Contoh.. Kalau kita menengok teman kita berharap suatu saat akan ditengok juga..manusiawi memang karena lingkungan sosial cenderung bersikap "balas jasa", atau kamu cuek akupun cuek..kamu perhatian akupun perhatian..namun sebagai murid Tuhan Yesus dengan keteladanan cinta kasih, sudah sepatutnya kita berbuat baik dengan tulus.
Yaahh ini akan jadi refleksi besar buat saya pribadi. Kadang sakit hati saat segala usaha kita memberikan kebaikan itu tidak dianggap sama orang lain atau bahkan kebaikan saya diprasangka jelek. Tapi pointnya saya harus lebih tulus lagi.. Ora digatekke ya rapopo lah.. Memang butuh kebesaran hati melakukannya.
Pemateri kedua adalah ibu dan pendeta yang cantik, keramahannya mempesona saya.. Beliau adalah Pdt. Ni Luh, M. Si, yang berbicara tentang "keluarga dan lingkungan alam"
Yang disampaikan beliau bahwa faktanya kini kerusakan lingkungan sudah semakin memprihatinkan. KESADARAN kita akan hal hal sederhana seperti membuang sampah pada tempatnya ataupun merawat lingkungan sangat kurang atau bahkam kita cuek. Padahal edukasi ini bisa dimulai dari masing masing keluarga.. Dan gereja juga punya peranan penting dengan adanya teologi ekologi untuk mengedukasi jemaatnya lebih peduli dengan lingkungan alam.
Kalau pengalaman beliau bergereja di bali, banyak kegiatan kegiatan yang bersifat peduli lingkungan.. Disana cukup berhasil dengan terbukti setiap acara diadakan antusias jemaat sangat bagus. Mungkin karena kultur budaya masyarakat bali yang punya kepercayaan bahwa manusia dan alam harus hidup berdampingan dengan damai. Kita patut mencontoh kesadaran itu.
Semua yang disampaikan bukannya saya tidak pernah melakoni, di Rt kami sayapun aktif dalam pertemuan ibu-ibu RT, banyak kegiatan yang kami lakukan peduli dengan teman yang sedang tertimpa musibah. Kebetulan juga di RT saya ada namanya bank sampah. Jadi kami ibu-ibu di masing" keluarga memilah antara sampah plastik ataupun bukan. Nah ini dia tantangan saya yang belum bisa saya lakoni..masih belum disiplin dalam memilah sampah di keluarga saya sendiri. Oh ya kemudian disetiap minggu ke 4 sampah plastik ataupun kardus yang bisa dijual dikumpulkan ditimbang..uangnya dimasukan dalam bank sampah. Hasilnya bisa buat tambahan piknik RT.
Kemudian retret di hari kedua.. Hari minggu kami bersama sama mengikuti ibadah pagi di GPDI gesikan. Dan disambut dengan sangat hangat oleh mereka.. Ramah tamahnya berkesan banget dengan suguhan khas masakan orang ndeso yang lezat ngangeni hehe matur nuwun
Diakhir acara kami sama-sama ber-ikrar jika kami keluarga murakabi bisa berperan aktif menjadi garam dan terang di sekitar kami baik lingkungan alam maupun sosial.
Konsep garam dan terang adalah.. Garam itu bentuknya kecil jika dicampur dengan masakan akan tidak terlihat namun terasa kehadirannya..
Kemudian konsep terang.. Terang akan dicari saat kegelapan hadir.. Terang hadir menerangi sekitar.. Hendaknya kita dapat menjadi contoh yang baik
Demikian asyiknya kegiatan kami diawal bulan di tahun ini..dan tugas tanggung jwab saya sebagai ketua panitia telah selesai hehe
Selalu ingat ya.. "love and enjoy your social life more than your social media"
Maturmuwun Gusti..Maturnuwun sedulur sak lawasse