Galery

Kamis, 07 Desember 2017

Plagiat, karakter atau kepepet?



Jujur ajur!  Itu yang sering saya dengar dari orang-orang yg melakukan plagiat.
Mencontek.. Pernahkah anda mencontek saat ujian?
Kalau saya,  jujur pernah.
Eitss jangan menghakimi dulu ya..

Saya ceritakan dulu bagaimana perasaan detik detik saat mau mencontek. Gugup,  berkeringat,  deg degan kenceng sampai saya bisa mendengar detak saya sendiri (lebay haha)  pokoknya bagi kamu yang pernah melakukan ketidak jujuran itu pasti rasanya sama. Kita tidak akan tenang bahkan sampai setelah selesai melakukannya. Berhari-hari dihantui perasaan itu. Karena kita tau apa yang kita lakukan itu salah
Cuma sekali itu dan saya benar" kapok.

Kenapa saya "terpaksa" mencontek?
Saya kuliah di fakultas matematika, walaupun jurusan saya komputer tapi kami masih mendapat pelajaran Matdas yaitu matematika dasar. Saya tidak tau kenapa matematika merupakan momok yang menakutkan bagi saya, padahal Ibu saya adalah Guru matematika. Saya sebenarnya geli menceritakan ini...saya mengulang matdas 2-integral integrallll sampek mau muntah rasanyaa..Puji Tuhaannn pengulangan yang ke 3 saya lolos. sampai ganti dosen 3 x hahahaha..nah padahal saya sudah membuat contekan rumus rumus sampai gemetaran membukanya ..tapi kok ya tidak bisa juga tetap nilai saya D (tepok jidat)..sampai akhirnya pengulangan yang ke 3 kalinya saya diajarkan oleh pacar yang saat ini jadi suami saya :) kebetulan dia jurusan matematika. Dan ternyata saya bisaaaaa dan dapat nilai B...brarti kan mungkin cara belajar saya yang keliru.

(pada saat itu)  banyak disekeliling saya yg melakukannya tanpa ketahuan bahkan IPK mereka jauh diatas saya..huft sedih dan dan jengkel memang. Ada banyak metode mencotek teman" saya,  ada yg menjadi server,  ada yang menjadi benalu maksudnya ada teman saya yang pintar dan dia bagai bunga yang dikelilingi kumbang. si bunga ini selalu "membantu" para kumbang.... Yups sebel kan.  Kita yang belajar sampai mata panda istilahnya malah terkalahkan nilainya dari orang orang benalu macam begitu.

Nahhh.. Kejadian yang saya alami ini persiss sama dengan yang dialami murid saya.
Kemarin saya mendapati murid saya mencontek dalam ujian penilaian akhir semester.  Setelah saya ajak ngobrol,  dia mengatakan jika bukan hanya dia yang melakukannya tapi teman hampir satu kelasnya yahhh dengan metode yang mirip mirip seperti yang pernah saya alami. Dan murid saya berkata jika baru kali ini dia melakukannaya dan dia terpaksa melakukannya karena pada saat penilaian tengah semester kemarin rengking rata" dikelasnya dia mendapat urutan hampir yg terakhir dan dia tidak terima karena teman"nya yg jelas jelas mencontek rengkingnya lebih bagus. Dia juga sebel sama pengawas ruang yang menurutnya kurang ketat dalam mengawasi.

Menurut pengalaman saya diatas,  orang kepepet berbuat tidak jujur (dalam konteks ini mencontek) itu karena jelass belum menguasai materi kalau orang bijak sekarang menyebutnya dengan "tidak pede".. 
Atau ya itu tadi maunya jujur tapi karena melihat lingkungan jadi ikut ikutan...dengan pembenaran "ah teman saya juga sama"

Kalau itu dibiarkan bisa menjadi karakter buruk bagi seseorang..karena jika sekali kita berbohong akan ada kebohongan kebohongan lain untuk menutupi kebohongan yang pertama. Jika sekali kita mencontek dan tidak ketahuan,  kita akan dengan mudahnya menggampangkan segalanya.."ahh gampang nyontek aja gak ketahuan kok". Bayangkan kalau itu terus terjadi... karakter baik kita jadi mati, kepekaan kita pada banyak hal jadi tidak teruji. Disamping itu kita jadi bodoh karena tidak belajar. Kita jadi orang egois yang tidak mau belajar.

Pada kasus yang saya alami, saya langsung menyadari perbuatan saya salah. Segala bentuk ketidak jujuran akan menyiksa diri sendiri. Itu sudah terbukti.

apa yang saya sampaikan kepada murid saya? saya tanya bagaimana perasaannya saat dia melakukannya? murid saya menjawab bahwa dia merasa bersalah memberikan nilai bagus pada orang tuanya tapi dari hasil yang curang.
nahh dia sudah menyadarinya.
jika ada pembiaran pembiaran yang curang disekeliling kita lama lama akan membentuk diri yang cuek terhadap lingkungan, sampai hak kita diambil baru kita sadar..itu semua terjadi karena pembiaran-pembiaran yang kita anggap remeh. Contohnya korupsi. Kalau mental kita sudah bagus, ditempa bagaimanapun kita tetap punya prinsip.
itulah mengapa kami para pendidik begitu getol dan sebel jika melihat murid-murid mencontek..itu semua demi kebaikan diri mereka..demi membentuk karakter juang mereka. karakter kejujuran mereka.
Nahh dalam skala yang lebih besar, kenapa bisa terjadi korupsi?  Karena adanya pembiaran pembiaran yang serupa pada diri kita sendiri. Ahh gak papa kan yang lain juga korupsi.. Ahh cuma dikit kok..

Dibawah ini adalah hasil jepretan saya saat ujian kemarin..saya salut pada anak ini, dia punya niat yang baik untuk memotivasi dirinya..4 jempol buat dia..
begini kurang lebih kata-katanya:
 "apapun yang terjadi JANGAN NYONTEK, JANGAN TANYA, yakin aja sama dirimu. Kalau nilaimu jelek ya karena kamu gak belajar/belum bisa. JUJUR HARGA MATI!!!"


Jadi..mencontek yang karena kepepet, jika diteruskan akan menjadi pembiasaan sehingga karaktermu terbentuk dari itu..jadii masihkan berfikir kalau jujur itu ajur?
kalau masih enggak paham..coba deh kita tidak perlu membicarakan kelakuan koruptor. Gini aja, kalau uangmu diambil dengan cara yang tidak benar apakah kamu tidak merasa jengkel dan dibohongi? nah kurang lebih begitulah perasaan orang tuamu saat tau nilai yang kamu dapatkan itu dari hasil contekan :)

salam semangat belajar !